APAKAH FILSAFAT ITU DAN BAGAIMANA HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN?
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, philos artinya cinta dan sophia
artinya kearifan, kebijakan, atau kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta yang
mendalam terhadap kearifan atau kebijaksanaan. Dan dapat juga diartikan sebagai
sikap atau pandangan seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara
mendalam dan melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat dalam bahasa arab yaitu “Falsafah”
yang artinya cinta akan kebijaksanaan atau hikmah. Filsafat adalah suatu ilmu
yang mempersoalkan segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dalam alam semesta
ini secara universal (menyeluruh), sistematis (teratur), dan radikal (mendalam)
untuk menemukan kebenaran yang hakiki atau hakikat kebenarannya.
Pengertian filsafat dapat
dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari segi hasil
pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia.
Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha
mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas
budi manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari
keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof,
yaitu :
- Plato (427 SM – 348 SM) : “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
- Aristoteles (382 SM – 322 SM) : “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.”
- Al-Farabi (870 M – 950 M) : “Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
- Descartes (1590 M – 1650 M) : “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
- Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) : “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya beberapa persoalan :
1)
Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
2)
Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
3)
Sampai di manakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
4)
Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
- Harun Nasution : “Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar (akar) persoalan.”
- Al-Kindi : Dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangnya adalah Al-Kindi, ia membagi filsafat dalam 3 bagian, yaitu :
1)
Thabiiyyat (ilmu fisika), sebagai sesuatu yang berbenda
2)
Al-ilm-al-rriyadli (matematika), terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi, dan musik yang
berhubungan dengan benda tetapi mempunyai wujud sendiri
3)
Ilm al-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)
- Ibnu Sina : Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dari filsafat praktis. Filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah :
1)
Ilmu tentang turunnya wahyu dan makhluk-makhluk rohani yang membawa wahyu
itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu
yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
2)
Ilmu akhirat (Ma’ad atau kebangkitan) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya, maka
roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
- I.R. Poedjaeijatna : “Filsafat adalah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.”
- W.M. Bakker SY. : “Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar, ma’rifat, ra’y) atas keseluruhan keadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh hikmah.”
- Hasbullah Bakry : “Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
1) Definisi itu pada umumnya mengandung pengertian yang subyektif, yaitu apa
yang kita artikan sendiri lepas dari pengertian orang lain, jadi masing-masing
orang bisa mempunyai pengertian sendiri tentang filsafat.
2) Pengertian yang operasional, yaitu pengertian-pengertian tentang
perbuatan-perbuatan yang dijalankan dengan berfilsafat. Sebab kalau kita berfilsafat
mungkin ada masalah-masalah yang menarik seseorang tetapi tidak menarik
(intres) pada orang lain. Masalah ini menyebabkan keragu – raguan, dan keraguan
ini harus dijawab dengan studi yang khusus, studi ini disebut filsafat.
3) Pengertian objektif yaitu pengertian yang berlaku dan diterima oleh umum
dimana saja dan oleh siapa saja.
Meskipun para ahli pikir itu
berbeda pendapat tentang definisi filsafat, namun bila diperhatikan terdapat
titik-titik persamaannya, yaitu :
- Bahwa filsafat adalah suatu bentuk “mengerti”
- Semua mengakui bahwa filsafat termasuk “ilmu pengetahuan”
- Ilmu pengetahuan yang manakah? Ilmu pengetahuan yang mengatasi lain-lain ilmu. Mengatasi dalam arti lebih mendalam, universal, dan lebih sesuai dengan kodrat manusia.
B. Hubungan antara Filsafat dan Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan
pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu logika formal yang dibangun atas prinsip koherensi, dan logika dialektis yang dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural
dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
C. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan cabang
dari ilmu filsafat yang sama halnya dengan filsafat hukum, filsafat politik,
dan lain-lain. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat untuk
mempelajari atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. Dengan kata lain
filsafat pendidikan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membahas teori,
praktek, dan masalah-masalah pendidikan dari sudut pandang filosofis. Filsafat
membahas tentang manusia, misalnya tentang bagaimana peran pendidik, peserta
didik, dan masyarakat dalam konteks tujuan pendidikan dan bagaimana upaya
mencapai tujuan itu. Demikian juga dalam menentukan kurikulum sekolah akan
menyangkut tinjauan tentang ontologis, nilai-nilai, hakekat ilmu, logika, serta
asumsi tentang belajar dan mengajar. Aplikasi pandangan filsafat dalam
pendidikan, terutama filsafat negara merupakan kemutlakan dalam kegiatan
pendidikan, karena itu filsafat pendidikan dapat dipandang sebagai aplikasi
filsafat untuk mempelajari atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
D.
Peranan
Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan ialah memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan
menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang
didasari oleh filsafat pendidikan. Jadi, peranan filsafat pendidikan adalah
memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta
didik. Hubungan antara filsafat dan ilmu yaitu suatu ilmu baru muncul setelah
terjadi pengkajian dalam filsafat. Filsafat merupakan tempat berpijak bagi kegiatan
pembentukan ilmu, karena itu filsafat dikatakan sebagai induk dari semua bidang
ilmu. Filsafat pendidikan berkepentingan untuk membangun filsafat hidup agar
bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dan untuk
selanjutnya kehidupan sehari-hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi dalam
dunia pendidikan, filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh
tentang asal-mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar