Sabtu, 19 Desember 2015

APA BEDANYA MUSLIM DAN NON MUSLIM?



Apakah orang-orang non muslim seperti Bunda Teresa, Louis Paster, Isaac Newton, Thomas Alfa Edison dan penemu-penemu besar untuk kemajuan kemanusiaan itu semuanya masuk neraka karena mereka adalah non muslim?
Apakah orang-orang yang yang bermandikan peluh keringat, meneteskan air mata, berkorban darah dan nyawa untuk membela manusia dan kemanusian itu semuanya masuk neraka karena mereka non muslim? Dan sebaliknya, apakah orang-orang malas yang menghabiskan waktu mereka disudut-sudut masjid semuanya masuk surga hanya karena mereka muslim?
Kalau memang demikian adanya, maka pertanyaannya adalah dimanakah gerangan keadilan Illahi menurut ajaran Islam? Apakah murka Tuhan lebih besar ketimbang sifat kasih sayang-Nya?
Pertanyaan tentang keadilan Illahi seperti ini sebenarnya sudah muncul sejak awal-awal Islam, banyak paham yang bermunculan menjawab persoalan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa yang berhak masuk surga hanyalah orang-orang yang beragama Islam saja, dan mereka menguatkan  pendapat mereka tersebut dengan ayat-ayat yang ada didalam Al-Quran.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa barang siapa yang berbuat baik, maka Tuhan tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik tersebut. Tuhan tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan siapapun, Tuhan itu tidak rasis, Tuhan itu adalah Tuhannya semua manusia, baik dia berkulit putih, hitam, kuning , bule, negro, dan seterusnya. Dan merekapun menguatkan pendapat mereka tersebut dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran.
Dua pendapat ekstrim tempo dulu tersebut, kemudian ditambah dengan isu pluralisme yang dikembangkan di barat pada abad 18, dimana terjadi penyiksaan dan penghukuman yang mengerikan atas nama agama kristen, maka muncullah para pemikir-pemikir di Eropa yang menggulirkan isu pluralisme agama yang dikomandani oleh Profesor John Hick, penemu konsep pluralisme yang rumit ini mengizinkan semua orang untuk masuk surga guna mencegah terjadinya pembantaian atas nama agama kristen.
Sampai tiba pada masa kita sekarang, banyak diantara pelajar muslim yang berguru ke Amerika dan barat kemakan doktrin rapuh dari Profesor John Hick tersebut dan setelah kembali ke Indonesia mereka mengkampanyekan isu pluralisme agama. Apakah memang semua orang dari semua agama bisa masuk surga atas nama pluralisme dan ketidak rasisan Tuhan?
Kalau semua orang dan dari semua agama bisa masuk surga, lalu apa bedanya menjadi muslim, kristen, hindu, dan budha? Apa bedanya menjadi muslim dan non muslim? Apa perlu dan manfaatnya orang-orang rela mati demi membela dan menjaga kehormatan agamanya masing masing?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar