Apakah
orang-orang non muslim seperti Bunda Teresa, Louis Paster, Isaac Newton, Thomas
Alfa Edison dan penemu-penemu besar untuk kemajuan kemanusiaan itu semuanya
masuk neraka karena mereka adalah non muslim?
Apakah orang-orang yang yang
bermandikan peluh keringat, meneteskan air mata, berkorban darah dan nyawa
untuk membela manusia dan kemanusian itu semuanya masuk neraka karena mereka
non muslim? Dan sebaliknya, apakah orang-orang malas yang menghabiskan waktu
mereka disudut-sudut masjid semuanya masuk surga hanya karena mereka muslim?
Kalau memang demikian adanya, maka
pertanyaannya adalah dimanakah gerangan keadilan Illahi menurut ajaran Islam?
Apakah murka Tuhan lebih besar ketimbang sifat kasih sayang-Nya?
Pertanyaan tentang keadilan Illahi
seperti ini sebenarnya sudah muncul sejak awal-awal Islam, banyak paham yang
bermunculan menjawab persoalan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa yang berhak
masuk surga hanyalah orang-orang yang beragama Islam saja, dan mereka
menguatkan pendapat mereka tersebut dengan ayat-ayat yang ada didalam Al-Quran.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa
barang siapa yang berbuat baik, maka Tuhan tidak akan menyia-nyiakan perbuatan
baik tersebut. Tuhan tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan siapapun,
Tuhan itu tidak rasis, Tuhan itu adalah Tuhannya semua manusia, baik dia
berkulit putih, hitam, kuning , bule, negro, dan seterusnya. Dan merekapun
menguatkan pendapat mereka tersebut dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran.
Dua pendapat ekstrim tempo dulu
tersebut, kemudian ditambah dengan isu pluralisme yang dikembangkan di barat
pada abad 18, dimana terjadi penyiksaan dan penghukuman yang mengerikan atas
nama agama kristen, maka muncullah para pemikir-pemikir di Eropa yang
menggulirkan isu pluralisme agama yang dikomandani oleh Profesor John Hick,
penemu konsep pluralisme yang rumit ini mengizinkan semua orang untuk masuk
surga guna mencegah terjadinya pembantaian atas nama agama kristen.
Sampai tiba pada masa kita sekarang,
banyak diantara pelajar muslim yang berguru ke Amerika dan barat kemakan doktrin
rapuh dari Profesor John Hick tersebut dan setelah kembali ke Indonesia mereka
mengkampanyekan isu pluralisme agama. Apakah memang semua orang dari semua
agama bisa masuk surga atas nama pluralisme dan ketidak rasisan Tuhan?
Kalau semua orang dan dari semua
agama bisa masuk surga, lalu apa bedanya menjadi muslim, kristen, hindu, dan
budha? Apa bedanya menjadi muslim dan non muslim? Apa perlu dan manfaatnya
orang-orang rela mati demi membela dan menjaga kehormatan agamanya masing
masing?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar