Senin, 07 Desember 2015

AXIOLOGY PHYLOSOPHY OF SCIENCE


                                                                         AXIOLOGY
 
           Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi merupakan teori tentang nilai.
Menurut Jujun S.Suriasumantri arti aksiologi yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Filsafat Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Sedangkan, menurut Bramel aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni etika. Kedua , esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga, yaitukehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
           Didalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan, aksiologi disamakan dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk Value and Valuation.
a.   Nilai, digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertia yang lebih sempit seperti, baik, menarik, dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencangkupi sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran, dan kesucian.
b.  Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita sebuah nilai atau nilai-nilai, ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia. Kemudian dipakai untuk apa-apa yanh memiliki nilai.
c.    Nilai digunakan sebagai kata kerja dalamekspresi menilai, member nilai, dan dinilai. Menilai umumnya sinonim dari evaluasi.

       Dari definisi-definisi mengenai aksiologi diatas, terlihat bahwa aksiologi membahas tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk  melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada etika dan estetika. Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenail penilaia terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Seperti ungkapan “saya pernah belajar etika”. Arti kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia yang lain. Seperti ungkapan “ia bersifat etis atau ia seorang yang jujur atau pembunuhan merupakan sesuatu yang tidak asusila”.
        Etika menilai perbuatan manusia, maka objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.
        Nilai itu objektik atau subjektif adalah sangat tergantung dari hasil pandangan yang muncul dari filsafat. Nilai akan menjadi subjektif apabila subjek sangat berperan dalam segala hal. Nilai itu objektif, jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.
       Kemudian bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahuan. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian, dan ia tidak mau terikat denga nilai-nilai subjektif, seperti nilai-nilai masyarakat, nilai agama, nilai adat, da sebagainya. Bagi seorang ilmuwan kegiatan ilmiahnya dengan kebenaran ilmiah adalah yang sngat penting.
        Kemudian bagaimana solusi bagi ilmu yang terkait dengan nilai-nilai? Ilmu pengetahuan harus terbuka pada konteksnya, dan agamalah yang menjadi konteks itu. Solusi yang diberikan oleh Alquran terhadap ilmu pengetahuan yang terikat dengan nilai adalah dengan cara mengembalikan ilmu pengetahuan pada jalur semestinya, sehingga ia menjadi berkah dan rahmat kepada manusia dan alam bukan sebaik-baiknya membawa mudharat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar