Senin, 07 Desember 2015

ONTOLOGY PHYLOSOPHY OF SCIENCE

                                                                             ONTOLOGY
          
Ontology merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikam kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan dibidang ontologi.
Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat da segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang Pertama, kenyataan yang berupa materi (Kebenaran) dan yang kedua, kenyataan yang berupa rohani (Kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas, realita dalah ke-real-an, Rill artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu , bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah. Pembahasan tentang ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda.
Kata ontology berasal dari perkataan Yunani: On = Being, Logos = Logic. Jadi Ontologi adalah The theory of beung qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Louis O.Kattsoff dalam Elements of Filosophy mengatakan, Ontologi itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa diantara contoh pemikiran ontologi adalah pemikiran Thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate substance yang mengeluarkan semua benda. Jadi asal semua benda hanya satu saja yaitu air.
Noeng Muhadir dalam bukunya Filsaar Ilmu mengatakan, Ontologi membahas tentang yang asa yang universal, menampilkn pemikiran semesta universal. Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Pengantar  Ilmu dan Perspektif mengatakan, Ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan perkataan lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
Dari beberapa pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a.       Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu, On/Ontos = ada, dan Logos = Ilmu. Jadi, ontology adalah ilmu tentang yang ada.
b.    Menurut istilah, ontology ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

        Didalam pemahaman ontology dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:

           a.    Monoisme
      Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seliuruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan  menentukan perkembangan yang lainya. Istikah monoisme oleh Thomas Davidson disbut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi menjadi 2 aliran

  • Materialisme  
         Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani. Aliran ini juga sering disebut dengan naturalism ,menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satu nya fakta.
  •   Idealisme

        Aliran idealism yang dinamakan juga dengan spiritualisme. Idealism berarti serba cinta sedangkan spiritualisme berarti serba ruh.
Idealism diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yanga hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma). Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada jelmaan ruhani.

     b.    Dualisme
      Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jaded dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh dan ruh juga bukan muncul dari benda. 
Tokoh paham ini adalag Descrates (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan dua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (Keadaan). Descrates meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan. Mula-mula ia mencoba meragukan semua yang dapat diindera, objek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Dia meragukan badanya sendiri. Keraguan itu menjadi mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinasi, ilusi dan juga pada pengalaman dengan ruh halus ada yang sebenarnya itu tidak jelas. Dalam empat keadaan tersebutu seseorang dapat mengalami sesuatu seolah-olah dalam keadaan yang sesungguhnya. Menurut Descrates ia menyatakan bahwa ada satu yang tidak dapat diragukan yaitu, saya sedang ragu. Menurutnya bahwa “saya sedang ragu” berarti memang benar-benar tidak dapat diragukan adanya.
      Aku sedang ragu ini disebabkan oleh aku berpikir. Kalau begitu aku berpikir  pasti ada dan benar. Jika berpikir itu ada, berarti aku ada sebab yang berpikir itu aku. Cogito Ergo Sum, aku berpikir jadi aku ada. Paham ini kemudian terkenal dengan rasionalisme, yaitu paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan, dan mengetes pengetahuan.
Umumnya manusia tidak akan mengalami kesulitan untuk menerima prinsip dualism , karena setiap kenyatan lahir dapat segera dtangkap oleh pancaindra kita, sedangkan kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan perasaan hidup.

     c.     Pluralisme
      Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan yang mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
Pluralism dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikataka sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun atas banyak unsure, lebih ari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa subtansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api dan udara.
      Tokoh modern ini adalah Wiliam James ( 1842-1910 M ), kelahiran New York dan terkenal sebagai seorang psikologi dan filosof Amerika. Dalam bukunya The Meaning of Truth , James mengemukakan bahwa , tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum,  yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang mengenal. Sebab penglaman kita berjalan terus, dan segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya.
Oleh karena itu, tada kebenaran yang mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalam khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman-pengalama berikutnya.
Dunia bukanlah suatu Universum melainkan Multiversum . dunia adalah sesuatu yang terdiri dari banyak hal yang beranea ragam atau pluralis.

      d.      Nihilisme
      Nihilism berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Istilah nihilism diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathers and Childern yang ditulisnya pada tahun 1862 di Rusia. Dalam novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilisme.
      Doktrin tentang nihilism sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan 3 proposisi tentang realitas.
Pertama tidak ada sesuatu pun yang eksis
Kedua bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui
Ketiga , sekalipun realitas itu dapat diketahui, ia tidak akan dapat diberitahukan keparada orang lain.
      Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M), dilahirkan dari keluarga pendeta.
Dalam pandanganya bahwa “Allah sudah mati”, Allah kristiani dengan segala perintah dan laranganya sudah tidak merupakan rintangan lagi. Dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Maka, dengan sendirinya manusia modern akan terancam nihilism, yang menyebabkan nilai-nilai  kristiani akan lenyap.

      e.       Agnotisisme
      Paham ini mengingkari kesanggupa manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi ataupun rohani.  Kata Agnotisisme berasal dari bahasa Grik Agnostos yang berarti unknown. A artinya not dan Gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan yang bersifat transenden.
        Menurut Martin Heidegger (1889-1976 M), seorang filosof Jerman, mengatakan satu-satunya yang ada itu ialah Manusia. Sedangkan pemahaman lainya oleh, Jean Paul Sartre (1905-1980 M) seorang filosof dan sastrawan Perancis yang ateis sangat teroengaruh dengan pikiran ateisnya, yang mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan etre (ada) melainka a etre (akan atau sedang).
      Karl Jaspers (1833-1969 M) menyangkal adanya sesuatu kenyataan yang transenden. Yang mungkin itu hanyalah manusia berusaha mengatasi dirinya sendiri dengan mmbawakan dirinya yang belum sadar kepada kesadara yang sejati.
      Jadi, agnotisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengtahui hakikat benda baik materi maupun rohani. Alirn ini mirip aliran skeptisisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuanya mengetahui hakikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar