Senin, 07 Desember 2015

THE MEANS SCIENTIFIC THINKING





SARANA BERFIKIR ILMIAH



        A.    Pengertian Berfikir Ilmiah dan Alamiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan  empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu  menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikanakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.


         B.        Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Dengan jalan ini maka kita sampai pada hakikat sarana yang sebenarnya, sebab sarana merupakan alat yang membantu kita dalam mencapai tujuan tertentu atau dengan perkataan lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.

Sarana berfikir ilmiah ini, dalam proses pendidikan kita merupakan bidang studi tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana berpikir ilmiah ini seperti kita mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal ini, kita memperhatikan dua hal :
1. Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui salah satu karakteristik dari ilmu, umpamanya adalah penggunaan berpikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berfikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah.
2. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini, maka sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Atau secara sederhana, sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jelaslah sekarang bahwa mengapa sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bukan merupakan ilmu itu sendiri.
    Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.

        C.    Bahasa sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berfikir ilmiah, dimana bahasa merupakan alat berfikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan tidak benar.
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa maka tiada komunikasi. Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Dalam hal ini maka Ernest Cassirer menyebut manusia sebagai manusia Animal symbolic, makhluk yang menggunakan symbol, yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas dari Homo Sapiens yakni makhluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia menggunakan simbol. Bloch dan Trager, senada dengan Joseph Broam menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.

Batasan-batasan tentang simbol ini perlu diteliti setiap unsurnya, antara lain:
1.    Simbol-simbol : Sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain.
2.   Simbol-simbol vokal : Bunyi-bunyi yang urutan-urutan bunyinya dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat tubuh dengan sistem pernapasan.
3. Simbol-simbol vokal arbitrer : Abitrer atau istilah “mana suka” dan tidak perlu ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya.
4.   Suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer. Hubungan antara bunyi dan arti ternyata bebas dari setiap suara hati nurani, logika atau psikologi, namun kerjasama antara bunyi-bunyi itu sendiri, di dalam bahasa tertentu, ditandai oleh sejumlah konsistensi, ketetapan intern.

Fungsi Bahasa, secara umum, antara lain :
1.      Kordinator kegiatan-kegiatan masyarakat.
2.      Penetapan pemikiran dan pengungkapan.
3.      Penyampaian pikiran dan perasaan.
4.      Penyenangan jiwa.
5.      Pengurangan goncangan jiwa.
                                          
Fungsi bahasa, menurut Halliday yang dikutip Thaimah, antara lain :
1.      Regulatoris (memerintah dan perbaikan tingkah laku).
2.      Interaksional (saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang).
3.      Personal (mencurahkan perasaan dan pikiran).
4.      Heuristic (mencapai tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya).
5.      Imajinatif (mengungkapkan imajinasi dan gambaran tentang discovery).
6.      Representasional (menggambarkan wawasan dan pemikiran serta menyampaikan).

Kekurangan Bahasa
Kekurangan bahasa pada hakikatnya terletak pada :
1.     Peranannya bahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi yakni sebagai sarana komunikasi emotif, afektif dan simbolik.
2.      Arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa.
3.      Konotasi yang bersifat emosional.

a.      Logika sebagai Sarana Berfikir Ilmiah
Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir.
Aturan cara berpikir yang benar, antara lain :
1.      Mencintai kebenaran.
Sikap ini sangat fundamental untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini senatiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari, mengusut, meningkatkan mutu berpikir dan penalarannya. Menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyelewengkannya dari yang benar. Misalnya menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala/perspektif, berpikir terkotak-kotak, memutlakkan titik berdiri atau suatu profil dan sebagainya.

2.      Ketahuilah dengan sadar apa yang anda sedang lakukan/kerjakan.
Kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Seluruh aktivitas intlek kita adalah suatu usaha terus menerus mengerjakan kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi bersifat parsial.

3.      Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda katakan.
Pikiran diungkapkan ke dalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata, karenanya kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi.

4.      Buatlah distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya.
Jika ada dua hal yang tidak memiliki bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda, tetapi banyak kejadian di mana dua hal atau lebih menpunyai bentuk sama, namun tidak identik. Disinilah perlunya membuat distingsi, suatu berbedaan.

5.      Cintailah definisi yang tepat.
Penggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu kemungkinan tidak ditangkap sebagaimana yang di ungkapkan atau yang dimaksud. Karenanya jangan segan membuat definisi. Definisi harus diburu hingga tertangkap. Definisi adalah pembatasan yakni membuat jelas batas-batas sesuatu.

6.      Ketahuilah dengan sadar mengapa anda menyimpulkan begini atau begitu.
Ketahuilah mengapa anda berkata begini atau begitu. Anda harus bisa dan biasa melihat asumsi-asumsi, imflikasi-imflikasi, dan konsekuensi-konsekuensi dari suatu penuturan. Pernyatan atau kesimpulan yang dibuat.

7.      Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar